Lebih Jauh Mengenal
MSG
MSG adalah molekul sodium yang dikombinasi dengan asam
glutamat. Molekul sodium digunakan untuk menstabilkan molekul glutamat,
sementara asam glutamat berfungsi sebagai penyedap rasa.
Sebagian ilmuwan menyebut glutamat sebagai “umami”, sebuah
penyebutan untuk rasa kelima yang dapat dirasakan oleh langit-langit mulut
manusia, selain manis, asin, pahit, dan asam.
Rasa umami dan penggunaan MSG telah lama menjadi bahan utama
dalam masakan Asia terutama makanan Jepang dan Tiongkok. Sebenarnya glutamat
tidak memiliki rasa, namun mampu meningkatkan rasa lain dan menambahkan rasa
gurih.
Yang Perlu
Diperhatikan Mengenai MSG
Efek negatif MSG terhadap kesehatan mulai dipertanyakan
dalam sebuah surat yang dipublikasikan New England Journal of Medicine pada
tahun 1968. Seorang dokter menceritakan reaksi negatif yang dialami setelah
mengonsumsi makanan Tiongkok-Amerika, dia menyoroti MSG sebagai salah satu
penyebab potensial dari reaksi tersebut.
Pada akhir tahun 1960-an, makin banyak yang memperbincangkan
hal tersebut. Situasi saat itu lebih dikenal dengan “sindrom restoran
Tiongkok”.
Beberapa penelitian melibatkan penyuntikan tikus percobaan
dengan MSG dosis tinggi yang dapat menyebabkan konsekuensi negatif terhadap
kesehatan, namun hal ini tidak pernah dianggap sama kepada manusia.
MSG juga dikaitkan dengan obesitas pada sebuah
penelitian yang dipublikasikan dalamAmerican Journal of Clinical Nutrition. Peneliti
menemukan bahwa individu yang mengonsumsi MSG paling banyak, yaitu 4,2 gram per
hari, lebih berisiko kelebihan berat badan dibandingkan individu yang hanya
mengonsumsi MSG sebanyak 0,4 gram per hari.
Penelitian itu menunjukkan hubungan responsif dosis MSG dan
indeks massa tubuh atau body mass index (BMI). Dengan kata lain,
makin banyak MSG, berarti makin tinggi tingkat BMI. Oleh karena itu,
berjaga-jagalah dengan membatasi konsumsi MSG.
Penelitian selama empat puluh tahun terakhir menduga bahwa
ada sebagian kecil orang yang memiliki sensitivitas atau alergi terhadap MSG.
Jika Anda merasa bahwa Anda adalah salah seorang yang
mengalami kondisi itu, cobalah untuk membatasi MSG, baik dalam masakan dan juga
konsumsi makanan kemasan. Bagi Anda yang tidak memiliki reaksi negatif
tersebut, belum ada bukti ilmiah yang kuat terhadap dampak buruk MSG.
Reaksi yang Dapat
Terpicu Akibat MSG
MSG telah digunakan sebagai aditif makanan sejak lama.
Berbagai laporan mengenai reaksi yang dapat terpicu oleh MSG dikenal sebagai
gejala kompleks MSG, antara lain:
- Tubuh menjadi lemas
- Kulit menjadi merah
- Tekanan atau rasa kencang pada wajah
- Berkeringat
- Mati rasa, kesemutan atau rasa terbakar di bagian tubuh tertentu misalnya leher dan wajah
- Detak jantung yang cepat
- Nyeri dada
- Sakit kepala
- Mual.
Bagaimana Cara
Membuatnya Tetap Lezat Tanpa MSG?
Sebenarnya tidak sulit mendapatkan rasa lezat atau ‘umami’
dalam makanan Anda tanpa menambahkan taburan MSG. Berikut ini adalah beberapa
jenis makanan yang bisa meningkatkan rasa umami secara alami:
- Tomat
- Kecap asin
- Jamur
- Sawi putih
- Kecap ikan
Sebaiknya batasi asupan MSG dalam makanan Anda sehari-hari.
Maksimalkan rasa lezat dengan pemilihan bahan baku seperti daging
dan seafood segar. Meski tidak ada salahnya untuk menambahkan MSG sebagai
penyedap dengan dosis rendah atau moderat, sesekali ke dalam masakan Anda.
Title : Kontroversi Umami Dari MSG
Description : Lebih Jauh Mengenal MSG MSG adalah molekul sodium yang dikombinasi dengan asam glutamat. Molekul sodium digunakan untuk menstabilkan mol...
Description : Lebih Jauh Mengenal MSG MSG adalah molekul sodium yang dikombinasi dengan asam glutamat. Molekul sodium digunakan untuk menstabilkan mol...
0 Response to "Kontroversi Umami Dari MSG"
Post a Comment