Maafkan Saya Bro... Kisah Nyata Mengharukan Netizen 22 Januari Lalu

Maafkan Saya Bro... Kisah Nyata Mengharukan Netizen 22 Januari Lalu Tadi sore waktu jemput anak, kulihat mobil berhenti di pinggir jalan, dengan kap depan terbuka. "Pasti mogok nih mobil", dalam hatiku. Aku rem perlahan, nampak seorang lelaki sedang memperhatikan mesin mobilnya. Sedangkan di dalam mobil ada dua wanita dewasa dan dua anak kecil.

"As salamualaikum bro, ada apa ini?" aku bertanya. Setelah menjawab salam dia menjelaskan, "Bensin gak naik, tiba-tiba mati", katanya sambil memagang selang kabel. "Boleh saya lihat?" tanyaku. "Bro montir kah?" tanya dia balik. "Bukan, tapi saya pernah mengalami ini sebelumnya." jawabku.

Lalu dia berkata "Gak pa-pa bro, kayaknya saya bisa atasi ini."

"Oh oke lah kalo gitu." kataku sambil beranjak pergi. Tiba-tiba ada suara perempuan "Ini sudah 2-3 orang mau bantuin, kamu tetap gak mau. Gak ngerti aku maalahmu apa!".

Aku pun kembali, aku ajak dia ke pinggir, kucabut saluran bensin dari pompa oli, memang kering. Dalam hatiku, "Gak mungkin bensin sampai kering begini." Setahuku kalau memang pompa oli rusak, bensin tetap akan menetes meskipun sedikit sekali dari saluran itu, jika dicabut dari pompa oli.



Aku minta masuk mobil dan menyalakan kontak, ternyata meteran bensin tidak naik. Meterannya rusak kata dia. Tapi aku lihat, ada yang sedikit aneh pada raut wajahnya. Tanpa ngomong banyak aku segera turun dan ajak dia cari bengkel. Awalnya dia tidak bersedia, Tapi setelah dimarahin istrinya, akhirnya dia setuju. Anaknya ikut. Waktu di mobil, saya sarankan agar beli bensin dulu, barangkali aja bensinnya kurang. Tiba-tiba anaknya memberitahunya sedang lapar dan haus. Dia diam saja.. setiba di pompa bensin dia bilang mau ke toilet. Aku langsung masuk ke dalam beli air soya dua kotak besar dan 2 bantal roti bun. Gak tahu kenapa terpikir untuk membelikan, sekalian bayar sama bensinnya.

Aku kasihkan ke anaknya, setelah isi bensin ke galon yang memang ada dalam mobilku. Dia hendak membayar, tapi aku bilang sudahlah, gak apa-apa. Mungkin dia gak mau nyusahin saya, dia katakan gak usah cari bengkel, antar kembali saja ke mobilnya. Saya sih oke saja, jarak 2 kilo kemudian sudah sampai. Dia ajak aku ngomong di pinggir jalan. Anaknya tanya 'ada apa', dia cuma bilang ada sesuatu yang mau dia kasih tahu ke saya.

Kami pun ngobrol berdua, "Bro, saya mau minta maaf dengan sangat sama bro," kata dia. "Kenapa?" saya tanya. Kelopak matanya berkaca-kaca. "Sebenarnya saya bohong. Mobil saya itu memang habis bensin."

Saya tak bisa berkata apa-apa.

"Saya memang tidak punya uang buat beli bensin. Saya kira tadi nyampe lah buat pulang ke rumah, tapi ternyata..."

Aku masih diam. "Uang bro ini juga saya gak mampu ganti. Maafkan saya bro..."

Saya kasih tahu dia, mengenai uang itu, gak apalah, saya ikhlaskan.

Dia melanjutkan, "Percaya gak kalau saya bilang Allah sudah kabulkan doa saya? Demi Allah bro.. hampir dua jam kami dia sana tadi. Memang ada dua orang yang berhenti, tapi tidak melakukan seperti yang bro lakukan ini. ?Mereka cuma tanya, tengok sedikit lalu jalan. Saya berdoa dalam hati semoga Allah beri bantuan kepada saya demi keluarga saya. Alhamdulillah... Allah hantarkan bro untuk saya."

Saya katakan gak sampai segitunya ah...  Sudah memang kebetulan saya lewat sini mau jemput anak saya. Ada waktu ya saya tolong lah.. Tapi dia tetap terus ucapkan terima kasih sama saya. Berulang-ulang lagi..

Setelah itu dia pandang anaknya. "Abang, maafkan abah ya.. Abah belum bisa belikan sepatu yang abang mau itu. Abah betul-betul gak punya uang. Tadi abah belikan alat dapur nenek. Abang lihat sendiri kan tadi?" anaknya menganggukkan kepala.

"Satu lagi, abang jangan marah sama ibu ya. Ibu marah-marah karena mobil kita itu sebab kasihan sama abang, kakak dan adik. Ibu itu tidak ingin anak-anaknya susah. Di depan paman ini abah buang malu, biarlah paman ini mau anggap abah apa. Abah malu sama ibu, malu sama anak-anak abah. Tapi abah mau abang tahu, abah selalu berusaha membahagiakan ibumu dan anak-anak abah. Abah harap abang paham ya."

Katanya lagi dengan sendu. Anaknya langsung peluk dia, bapak dan anak itu saling peluk dan menangis. Saya keluar mobil, sumpah.. demi Allah. aya pun ikut menangis.

Sambil menyeka airmata saya kembali masuk mobilnya. Tangannya terus memagang bahu saya, sesudah mesin mobilnya hidup, saya ucapkan salam dan menyelipkan sedikit uang ke telapak tangannya. Lantas dia peluk saya "Jangan bro, saya sudah banyak menyusahkan. Maafkan saya... saya janji akan memmbalas kebaikan yang bro sudah lakukan."

Dia minta nomor HP tapi tidak saya berikan. Saya panggil anaknya tadi, saya peluk.. saya pesan sedikit ke dia. "Nak, belajar yang rajin ya, jaga ibadah.. Nanti kalau sudah sukses, jaga abah dan ibumu seperti abah menjaga nenek sekarang. Doa yang banyak supaya abah sehat terus dan tabah."
Sambil saya selipkan uang di sakunya, yang ditolak ayahnya tadi. Anak itu mengangguk sambil mengusap airmatanya.

Allahuakbar...sepanjang perjalanan saya terharu dan sedikit doa kupanjatkan untuk bro itu, semoga dia terus tabah menempuh kehidupan untuk keluarganya. Terbersit dalam hati betapa beruntungnya kehidupanku...

Ya Allah.. aku sering mengeluh dan mengingat kesusahanku, Kau sadarkan aku yang selama ini lupa bahwa ada orang yang lebih susah dari aku. Terima kasih Ya Allah. Sesunnguhnya hanya Engkaulah tempat aku menyembah dan memohon pertolongan.

Bukan maksud untuk takabur atau riya', sekedar buat renungan betapa hidup kita harus disyukuri.
Title : Maafkan Saya Bro... Kisah Nyata Mengharukan Netizen 22 Januari Lalu
Description : Maafkan Saya Bro... Kisah Nyata Mengharukan Netizen 22 Januari Lalu  Tadi sore waktu jemput anak, kulihat mobil berhenti di pinggir jalan, ...

0 Response to "Maafkan Saya Bro... Kisah Nyata Mengharukan Netizen 22 Januari Lalu"

Post a Comment